Siapa Berani Tantang Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024?

1 Mei 2024 23:05 WIB

Narasi TV

Khofifah Indar Parawansa. ANTARA/HO-Tim KIP.

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Khofifah punya elektabilitas dan dukungan politik terbesar untuk maju kembali sebagai gubernur Jawa Timur, namun belum tentu ia akan melenggang tanpa perlawanan.

Khofifah Indarparawansa masih menjadi bakal calon gubernur Jawa Timur terkuat dari sisi elektabilitas maupun dukungan partai politik untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 mendatang.

Hingga saat ini Khofifah sudah mengantongi rekomendasi sebagai bakal calon gubernur dari empat partai politik: Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Selain ke empat partai tersebut, PDI Perjuangan juga memberikan sinyal dukungan kepadanya.

"Kami memang pernah bertemu dengan Bu Khofifah di mana? di PP Muslimat dalam rangka, pertama bicara tentang fiskal, kedua kondisi geopolitik, dan ketiga saya memang merayu Mbak Khofifah agar bisa bergandeng bersama," tutur Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Jawa Timur Said Abdullah dikutip Antara usai menghadiri acara "Halalbihalal dan Rakorwil Menuju Pilkada 2024" yang digelar DPW PAN Jawa Timur di Surabaya, Selasa (30/4/2024).

Acara tersebut juga dihadiri beberapa kepala daerah dari PDI Perjuangan, di antaranya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Kediri Hanindhito Himawan, Bupati Gresik Gus Yani, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan lainnya.

Khofifah dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan turut hadir dalam acara itu. Zulkifli memastikan PAN akan all out memenangkan Khofifah di Pilkada Jawa Timur.

"Kami habis-habisan memperjuangkan Ibu Khofifah agar melanjutkan kepemimpinan di Jawa Timur untuk periode kedua," ujar Zulhas.

Pernah menjabat sebagai menteri sosial, ketua umum Muslimat NU empat periode, gubernur Jawa Timur 2019-2024, ketua PBNU, dan menjadi tim kampanye nasional Prabowo-Gibran, Khofifah punya kekuatan jaringan dari tiga sisi: partai politik, warga NU, dan birokrasi.

Apalagi, pada 11 Februari 2024 lalu Khofifah menyatakan akan maju lagi bersama Emil Dardak yang diketahui memiliki basis dukungan di kalangan pemilih muda Jawa Timur.

Namun keunggulan-keunggulan itu bukan berarti Khofifah bakal melenggang tanpa penantang. Sejumlah nama yang disebut-sebut berpeluang jadi penantangnya mulai bermunculan.

Di antara mereka ada sosok Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua DPP PDI Perjuangan yang kini menjabat sebagai Menteri Sosial Tri Rismaharini. Survei ARCI pada Maret 2024, menyatakan dari enam nama yang disimulasikan bakal maju sebagai calon gubernur Jawa Timur, Khofifah masih menempati rangking teratas dengan dukungan sebesar 41,5%.

Di posisi kedua ada Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas mencapai 17,2%. Di posisi ketiga ada nama Tri Rismaharini dengan elektabilitas 11,3%. Bagaimana peta kekuatan kedua sosok ini?

Muhaimin: PKB siapkan kejutan, kalau ketahuan Khofifah bahaya

Lahir dari trah darah biru pendiri Nahdlatul Ulama, Muhaimin  punya modal kultural dan politik yang tak dapat dipandang sebelah mata jika maju dalam Pilkada Jawa Timur.

Ia cicit dari pendiri NU dan Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Kiai Bisyri Syansuri.

Di PKB, posisi Muhaimin sebagai ketua umum belum tergoyahkan sejak 2005 hingga sekarang. Kendati suaranya dan Anies di Jawa Timur pada Pilpres 2024 lalu terseok, namun Muhaimin berhasil membawa PKB sebagai juara di Jawa Timur pada level DPR RI dan DPRD.

Dari 10 kursi DPR RI di 11 daerah pemilihan Jawa Timur, PKB berhasil mendapatkan 3 kursi. Sedangkan di level DPRD Jawa Timur, mereka berhasil menambah dua kursi dari sebelumnya 25 kursi menjadi 27 kursi dengan perolehan 4.517.228 suara.

Raihan tersebut bukan hanya membuat PKB berhasil menggeser posisi PDI Perjuangan sebagai Ketua DPRD Jawa Timur, namun juga memenuhi syarat untuk mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Timur mendatang.

Namun apakah Muhaimin cukup berani menantang Khofifah?

"Nah khusus [Pilkada] Jawa Timur, akan ada kejutan-kejutan tetapi masih dimatangkan," ujarnya usai bertemu Ketua Umum Plt PPP M. Mardiono di Kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (30/4/2024).

Muhaimin mengatakan saat ini PKB tengah berkonsentrasi dalam melakukan seleksi, menelusuri rekam jejak, hingga menentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bakal calon kepala daerah.

"Siapa dia, orangnya masih rahasia. Nanti kalau bocor ketahuan Khofifah, bahaya," kelakar Muhaimin kepada wartawan.

Tri Rismaharani: Masih ada waktu menaikan elektabilitas

Memulai karier politik sebagai birokrat Surabaya - Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya (Bappeko) - nama Tri Rismaharini menjadi percakapan publik dan media massa nasional saat ia menjabat Walikota Surabaya (2016-2020).

Ia mendapat rekomendasi dari Ketua Umum PDI Perjuangan sebagai menteri sosial menggantikan Juliari Batubara yang terjeras kasus korupsi dana bantuan sosial. Di Kongres Bali 2019, Megawati memberinya posisi sebagai Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI Perjuangan.

Kendati perolehan kursi PDI Perjuangan di DPRD Jawa Timur melorot dari 27 menjadi 21, namun partai berlambang banteng moncong putih ini masih memenuhi syarat untuk mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Timur 2024.

Risma juga masih memiliki waktu sekitar 190-an hari lagi untuk menaikan elektabilitasnya di benak masyarakat Jawa Timur.

Nama-nama lain

Selain Muhaimin dan Risma, ada juga Achmad Fauzi, notabene Bupati Sumenep dan keponakan Ketua PDIP Jatim Said Abdullah; Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Anwar Saddad, dan Muhammad Sarmuji yang merupakan Ketua DPD Golkar Jawa Timur sekaligus Wakil Ketua Komisi VI DPR RI.

Peluang Fauzi, Saddad dan Sarmuji merebut tiket maju sebagai Jatim 1 mungkin terbilang kecil mengingat partai-partai mereka sudah merekomendasikan nama Khofifah. Namun mereka masih bisa bergerilya merebut posisi calon wakil gubernur pendamping Khofifah yang hingga sejauh ini dipegang kader Partai Demokrat Emil Dardak.

Jika Fauzi, Saddad, atau Sarmuji bisa merebut tiket calon wakil gubernur Khofifah dari tangan Emil, bukan tidak mungkin peta dukungan politik partai akan berubah dan pertarungan menjadi lebih ketat, di mana Emil Dardak berhadapan dengan Khofifah.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR